Pentingnya visual merchandising bagi sebuah toko

Posted: November 16, 2007 in ritel

 adidas_arkadia2d.jpgadidas_arkadia1d1.jpg

DESAIN RITEL TERKINI 

Retailer sekarang harus bekerja lebih keras untuk menarik perhatian konsumen. Karena sekarang bukan lagi sekedar mengelola kemampuan membeli, tetapi bagaimana membangun keinginan untuk membeli. Begitu barangkali kesimpulan paling umum yang menggarisbawahi perkembangan desain retail kini, dilihat dari perubahan cara dan gaya hidup masyarakat dan perkembangan produk-produk baru yang bermunculan. Termasuk dalam pertimbangan desain di sini, adalah persepsi masyarakat modern tentang makna berbelanja itu sendiri. Betapa pada hari-hari ini, muncul tuntutan ruang belanja yang menghibur dan memberi pengalaman emosional tertentu.  Desainer interior Lea A Aziz, mempresentasikan “The New World of Retail Design” dalam Retail Seminar Series oleh INIAS di Jakarta. Menurutnya, hal yag paling sulit dalam desain retail adalah menarik minat konseumen baru, sambil tetap mempertahankan dan memperhatikan konsumen lama. Untuk itu, satu proses yang krusial dalam tahap pradesain adalah identifikasi pasar, siapa dan bagaimana  konsumen itu sebenarnya. Tujuannya agar desain ritel tetap up to date, tepat, sesuai target konsumen.  Pengetahuan desainer tentang branding, serta strategi marketing yang diprogramkan menjadi keharusan yang lain. Harapannya, imej produk terkomunikasikan secara efektif lewat desain ruang retail yang tercipta. Atau sebaliknya, estetika desain ruang ritel tetap serasi dengan nilai dan karakter produk yang dijual di dalamnya. Lea mengemukakan pula vitalnya produk sebagai fokus visual dalam suatu ruang ritel. Tata interior toko sebagai lingkungan, tidak boleh mendominasi, melainkan secara keseluruhan tampil sebagai alat komunikasi informatif yang melengkapi dan mendukung promosi dan penjualan produk-produk yang dipajang. Di sini, penting menampilkan shop environment yang juga mendidik dan menghibur. Apalagi, persepsi berbelanja saat ini lebih mengarah pada entertainment. Elemen desain ritel Ada lima elemen di dalam desain ruang retail yang penting untuk dikelola agar lingkungan belanja yang berkesan. Kelimanya adalah display, signage, graphics, merchandising, dan point of sale. Elemen pertama adalah display. Sebuah display diharapkan dapat memicu resapan emosional tertentu dalam sekilas pandang. Display produk yang tertangkap langsung dari arah luar, dapat membangun kesan pertama yang memancing orang untuk masuk ke toko, merasa nyaman di dalamnya, dan membeli produk.  Untuk itu, display sebaiknya menghindari penampilan yang berlebihan, melainkan fokus pada item-item produk seperti item best seller yang diyakini paling memancing keinginan untuk membeli. Sebagai alat informasi, maka konsep diplay sebaiknya menyertakan program promosi yang sedang diljalani. Dan, tampilkan pula elemen display yang bergerak atau bersuara sebagai bagian atraksi komunikasi fungsional yang boleh jadi berkesan menghibur.  Elemen kedua signage. Elemen ini terkait dengan tampilan gambar/ logo, warna, tulisan, dan pencahayaan. Kita biasa melihatnya sebagai media di bagian luar toko yang menampilkan nama perusahaan atau brand produk yang dijual di dalam toko tersebut. Untuk brand besar yang telah memiliki nama, terkadang cukup dengan penonjolan signage brand-nya yang identik di bagian luar, orang yang melihat pun akan terpancing masuk ke dalam.  Memperhatikan unsur grafis sebagai elemen ketiga bermanfaat agar suatu brand lebih mudah dan cepat diingat. Karenanya, pihak desainer harus bekerjasama dengan pihak advertising atau desain grafis untuk menciptakan tampilan grafis di suatu toko sebgai kekuatan visual yang memikat sekaligus tetap informatif terhadap produk. Penonjolan produk-produk utama sebagai materi grafis diyakini akan semakin menagaskan daya tarik produk sebagi fokus setiap shop environment.   Untuk menampilkan display yang langsung berkesan (first impression) dari sisi luar, menurut Lighting Desainer, Benno Salinas F terutama perhatikan desain shop window (jendela toko) sebagai perantara visualnya. Beberapa ritel memunculkan jendela yang memperlihatkan secuplik produk sebagai bagian dari isi yang ingin dikedepankan. Sebagian lagi malah memunculkan keseluruhan isi merchandise yang didisplay. Namun jendela juga semestinya memunculkan tema-tema tertentu, ide atau gaya tertentu dari ritel dan brand yang disandangnya. Untuk itu, bisa memalaui desain jendela yang memperlihatkan paduan signage dengan olahan grafis, dan tata pencahayaan yang membangun impresi visual tertentu. Tanpa menenggelamkan produk dibalik jendela, tentunya.  Elemen keempat pada desain ruang retail adalah merchandising, pengelolaan barang dagangan. Keputusan retailer untuk menjual barang tertentu, unik, khusus, atau bahkan barang umum di dalam tokonya akan amat berpengaruh pada konsep desain toko. Elemen Terakhir, pentingnya keberadaan sistem point of sale (POS) sebagai satu sistem perangkat teknologi yang merespons tuntutan praktis dari setiap transaksi. Elemen yang berada di area kasir ini terdiri dari layar monitor, keyboard, scanner, cash drawer, tempat menggesekkan kartu kredit dan debet, dan lain-lain.   Belanja sebagai experience Menurut Lea A Aziz, bentuk arsitektur retail shop juga menunjukkan status sosial, budaya dan perubahan dari ekonomi setempat. Dahulu, bentuk ritel berupa toko-toko milik suatau keluarga yang berdiri sendiri. Kini berubah menjadi toko-toko di dalam satu arcade atau suatu mall di mana arcade, promenade, gallery, sebagai satu area terlindung dengan suasana menyenangkan. Konsep ini menjadi gambaran makin besarnya kebutuhan ruang wisata belanja. . Marc Gobe, penulis buku pemasaran dalam salah satu buku terlarisnya, Emotional Branding mengungkapkan munculnya kecenderungan perdagangan eceran (retail) yang mampu menjadi sebuah kekuatan promosi. Mengalahkan kekuatan dari media periklanan sendiri. Retailing has become advertising. Hal ini diperoleh lewat kekuatan ritel-ritel yang tak semata karena menawarkan harga produk yang murah. Melainkan lebih karena kecerdikan retailer menciptakan kesan nyaman kepada konsumen saat menghadapi produk dalam sebuah pusat perbelanjaan.  Lingkungan, kualitas produk, pelayanan, seleksi dan pengalaman yang menyenangkan saat berbelanja adalah sebuah konsep utuh yang dibutuhkan untuk merebut hati konsumen kini. Hal itu bisa ditempuh, antara lain, dengan menciptakan kejutan-kejutan baru dalam desain ritel dalam periode waktu tertentu, agar mereka senantiasa mendapat nilai plus saat berkunjung. Beberapa brand internasional melakukan perubahan tata interior pada toko/ gerainya setiap 2-3 bulan sekali. Minimal merubah lay out dan dekorasi media display seperti showcase setiap periode itu.  Benno menjelaskan inovasi perubahan suasana atau ambience dalam ruang toko bahkan terasa lebih maksimal menghadirkan pengalaman ruang yang baru, melalui perubahan kesan kontras (cahaya) dan pilihan warna-warna tertentu pada material showcase atau elemen bangunan. Cahaya dan warna memegang peran penting dilihat dari pengaruhnya terhadap persepsi psikologis individu atas suatu tempat ke tempat lain dan suatu ke waktu yang lain.  Kesuksesan penjualan suasana pada ritel menjadi kunci majunya perdagangan ritel di pusat perbelanjaan di banyak negara maju. Bagaimana dengan Indonesia?(Rozak)

Tinggalkan komentar